umumnya kemudian memperhatikan situasi. dan kondisi yang melatarbelakangi. pertimbangan petani dalam mengambil. keputusan untuk menanam satu varietas. tertentu, serta kemungkinan adanya kaitan
Tag petani menanam bibit kebanyakan pada musim. Cara Menanam Kecombrang. Cara Menanam Anggrek : Bibit, Perlengkapan, Bahan, Menanam, Penyiraman Dan Jenis Tumbuhan; Perbedaan Kucing Anggora & Persia Serta Karakteristiknya; Panduan Budidaya Daun Janggelan Serta Manfaatnya;Rice farmers in Sidamukti, West Java plant several varieties of rice, sometimes planting two or three varieties together in one plot of land. The decision to plant a specific variety is strongly influenced by farmers’ agricultural knowledge, such as knowledge of varieties of rice, periods of maturation, tastes, characteristics of specific varieties, as well as knowledge of environmental conditions, including soil conditions, the need of fertilizer and seasonal changes. The author suggests that this knowledge, as a basis for decision making, is at a pre-attentive stage that has become patterned, and it is nearly or perhaps entirely out of conscious consideration. In fact, external situational factors operating at the start of planting play a dominant role in the decision to plant a specific variety of rice. A multitude of factors – such as pressure from village authorities to plant certain varieties in keeping with development programs; to supply of grain, fertilizers, and water for irrigation; the desire to experiment, and the demands of landowners – often become significant determinants. The author arrives at the conclusion that studies of decision-making processes that view knowledge systems as recipes or patterns for behavior must be supplemented by close observation and understanding the context and situation in which behavior is generated. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Menanam PadiKajian Pengambilan Keputusan Petanidalam Menentukan Varietas Padi1Semiarto Aji PurwantoUniversitas IndonesiaAbstractRice farmers in Sidamukti, West Java plant several varieties of rice, sometimes planting twoor three varieties together in one plot of land. The decision to plant a specific variety is stronglyinfluenced by farmers’ agricultural knowledge, such as knowledge of varieties of rice, periods ofmaturation, tastes, characteristic of specific varieties, as well as knowledge of environmentalconditions, including soil conditions, the need of fertilizer and seasonal changes. The author sug-gest that this knowledge, as a basis for decision making is at a pre-attentive stage that has becomepatterned, and its nearly or perhaps entirely out of conscious fact, external situational factors operating at the start of planting play a dominant role inthe decision to plant a specific variety of rice. A multitude of factors – such as pressure fromvillage authorities to plant certain varieties in keeping with development programs; to supply ofgrain, fertilizers and water for irrigation; the desire to experiment, and the demands of landowners – often become significant author arrives at the conclusion that studies of decision making processes that view knowl-edge systems as recipes or patterns for behavior must be supplemented by close observation andunderstanding the context and situation in which behavior is rangkaian program pertanian In-donesia pada masa Orde Baru diarahkankepada swasembada beras. Cara utama untukmencapai tujuan itu adalah dengan pemakaianvarietas unggul. Dengan demikian makapenanaman varietas lokal yang tidakmendukung usaha ini karena produktifitasnyarendah tidak lagi dianjurkan. Sekalipun begitu,pemakaian varietas unggul ini ternyata tidakmenggantikan varietas lokal yang telah ditanamsejak dulu di beberapa daerah. Kenyataan lainyang menarik perhatian di lapangan adalahadanya beberapa varietas padi yang ditanamdalam tempat dan waktu yang sama dalam satumusim, suatu hal yang sangat bertentangandengan prinsip bertani modern dengan Indonesia pada dasarnya dikenal duavarietas padi, yaitu varietas lokal dan varietasunggul. Literatur tentang pertanian menyebutvarietas tradisional atau traditional variety1 Tu lis an i ni me rup aka n ve rsi ring kas dar i sk rip si S1 say apada Jurusan Antropologi FISIP-UI. Data untuk skripsitersebut diperoleh dalam penelitian lapangan di desaSidamukti, Kecamatan Baros, Serang, Jawa Barat, bulanJanuari_Juni 1991. Saya berterima kasih kepada Dr. IwanTjitradjaja dan Drs. Anto Achadiyat, MA. Yang bertindaksebagai supervisor lapangan dan pebimbing skripsi. untuk varietas lokal. Saya mengartikannyadengan varietas lokal karena lebih sesuaidengan jenis yang ditemui di tingkat lokal ataudaerah. Varietas lokal adalah varietas padi asliyang terdapat pada setiap daerah, jenisnyadengan demikian bermacam-macam menurutdaerahnya. Sedangkan varietas unggulseringkali disebut dengan varietas modern ataumodern variety. Saya memakai istilah unggulyang merujuk pada sifat unggul varietastersebut dibanding dengan varietas penggunaan varietas padiunggul sangat penting dalam rangkapeningkatan produksi, sepengetahuan sayabelum ada satu kajian antropologis yang secarakhusus melihat bagaimana petani di Indonesiamemutuskan untuk memilih satu varietas paditertentu. Kajian tentang pemilihan varietas padiini mencakup pengetahuan tentang varietas itusendiri dan faktor-faktor lain yang muncul saatpetani membuat tulisan ini, saya ingin menjelaskanapa yang sebenarnya mendasari pertimbanganpetani sampai akhirnya memutuskan untukmenanam satu varietas padi tertentu, sehinggadalam satu blok bahkan satu petak sawah bisaterdapat lebih dari satu varietas padi. Dalampembahasannya saya akan menempatkanterlebih dahulu faktor pengetahuan petanimengenai varietas padi dan pertanian padaumumnya, kemudian memperhatikan situasidan kondisi yang melatarbelakangipertimbangan petani dalam mengambilkeputusan untuk menanam satu varietastertentu, serta kemungkinan adanya kaitanantara pertimbangan-pertimbangan dan studi pengambilankeputusanDengan menguraikan pengetahuan petaniSidamukti mengenai varietas padi secarakhusus dan pertanian pada umumnya, sayaberharap dapat menjelaskan fenomenapenanaman beberapa varietas padi dalam satublok atau pun satu petak sawah. Sekali punbegitu, pilihan untuk menanam satu varietasseringkali ditentukan juga oleh situasi saatkeputusan akan diambil. Larson 1980436merekomendasikan kepada siapa pun yangmelakukan studi tentang penggunaanpengetahuan atau knowledge utilizationuntuklebih memberikan perhatian kepadapertimbangan situasional yang muncul danakhirnya menentukan apakah pengetahuan ituakan langsung membimbing satu tingkah lakuyang diharapkan, atau justru faktor lain yangmelandasi terjadinya tingkah laku pengetahuan tidak secara langsungmenentukan sebuah tindakan, telah disadarioleh para ahli antropologi. Machlup 1979misalnya mengatakan bahwa pengetahuanyang berhubungan langsung dengan satutindakan adalah practical knowledge,sementara itu masih ada intelectual knowledgeyang hanya menunjukkan kepandaianseseorang tanpa harus diwujudkan dalamtindakan. Berkaitan dengan itu, saya akanmenerangkan lebih dulu pengetahuan petaniSidamukti tentang pertanian, kemudian barumengetengahkan pertimbangan-pertimbangansituasional yang muncul dalam menentukanvarietas yang akan yang disarankan ahli antropologiNancy Williams 1985242, saya mengartikanpengambilan keputusan sebagai sebuah prosesyang paling tidak meliputi pengenalan danpenentuan pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif tertentu, penetapan kriteria pemilihandan penilaian mengenainya. Ada beberapasyarat yang membuat proses tersebut bisadisebut sebagai suatu hal yang rasional. Syarat-syarat tadi adalah keinginan yang kuat untukmenentukan satu pilihan diantara ini dan itu,informasi yang cukup mengenai pilihan tadi,waktu untuk mempertimbangkannya dankepercayaan diri yang tinggi untuk pembahasan, pilihan-pilihan yangmenjadi alternatif bersumber pada banyaknyavarietas padi yang tersedia dan dikenal petani bisa memilih salah satu varietasdengan pertimbangan-pertimbangan yang iaanggap sesuai dengan petani mengenai varietas padiyang akan ia tanam dan pengetahuannyatentang pertanian pada umumnya sertakeadaan pada saat ia akan menanam padidiharapkan dapat menjelaskan bagaimana danmengapa petani memutuskan menanamvarietas padi 1982 pernah menjelaskanalasan-alasan ekonomi berupa fluktuasi hargapupuk di pasar dan harga jual gabah yangdipanen nantinya sebagai pertimbangan bagipetani untuk menanam varietas padi ungguldi Indonesia. Dengan memperhatikan variabelharga yaitu harga padi kering, bibit, pupuk,sewa hewan dan upah tenaga kerja, variabelkekayaan yaitu luas sawah, luas areal panen,luas genangan air irigasi dan distribusi sawahdan variabel sosial ekonomi yaitu umur danlama pendidikan, ia menyimpulkan bahwa bilaharga pupuk urea murah, petani akan memilihvarietas unggul yang responsif terhadap apabila harga pupuk urea naik,maka petani cenderung mengganti varietasunggul dengan varietaslokal, yang tidakmemerlukan pupuk. Variabel yang lain ternyatatidak menunjukkan angka yang signifikan bagiperubahan pemilihan varietas sehinggadianggap tidak menunjukkan melihat studi tersebut belum bisadianggap sebagai kesimpulan akhir bahwapemilihan varietas padi tertentu dipengaruhioleh fluktuasi harga pupuk. Ada dua alasanyang mendasari pendapat saya asumsi bahwa petani hanya mungkinmenanam satu varietas dalam satu petak sawahdalam satu musim, tidaklah selalu ada juga petani yang menanamlebih dari satu varietas. Kedua, pertimbanganSumodiningrat hanya cocok untuk petanidengan orientasi ekonomi pasar Petani denganorientasi ekonomi subsistensi yang hanyamemproduksi untuk konsumsi sendiriseringkali tidak memakai pupuk kimia dan Nasution 1984135 secaraselintas juga menyinggung adanya hubunganantara faktor harga pupuk dan harga gabah dipasaran sebagai alasan petani menanam satujenis varietas padi. Selanjutnya dikatakanbahwa para petani, di tujuh desa dari tigapropinsi di Jawa yang menjadi sampel, memilihvarietas lokal karena rasanya lebih enakdibanding varietas unggul. Sedangkan varietasunggul dipilih karena adanya penyuluhanpetugas Departemen Pertanian dan adanyasubsidi harga pupuk. Secara umumpertimbangan-pertimbangan tersebutlah yangnampaknya menjadi alasan pemilihan penjelasan tentang situasi dan kondisiyang memunculkan alasan tersebut dua keberatan saya terhadap studi-studi tentang pemilihan padi yang sudahpernah dilakukan. Pertama, studi itu hanyamerupakan bagian dari sebuah laporanmengenai penerimaan program inovasipertanian. Dalam analisanya, perhatian hanyaditekankan pada latar belakang diterimanyavarietas unggul di suatu daerah, tanpa memberiperhatian yang setimpal untuk kasus tetapdipilihnya varietas lokal. Kedua, studi-studiyang ada nampaknya lebih menekankan faktorekonomi sebagai dasar pertimbangan petanimenanam satu varietas tertentu. Faktorekonomi memang penting, tetapi hanyamenentukan sebagian dari proses pengambilankeputusan. Selanjutnya faktor ekonomi danfaktor sosial akan saling terkait dan berpengaruh dalam proses tersebut Wells1991766. Seperti dikemukakan Sumakto1985, ada sejumlah pertimbangan lain di luarekonomi yang turut menentukan pengambilankeputusan petani di Bali untuk memilih satuvarietas. Petani Bali tidak menanam varietasunggul karena bibitnya tidak tersedia di pasardan memilih menanam varietas lokal yangbibitnya mereka punya dan rasanya lebihcocok dengan selera menanam sebuahvarietas padi di SidamuktiBeberapa motif produksi petani sepertiyang dikemukakan Wolf 1985 yaitu untukpemenuhan kebutuhan kalori minimum,penyediaan bibit bagi musim tanam berikut,penyediaan dana sosial dan penyediaan danabagi upacara-upacara yang harus dilaksanakanpetani, nampaknya harus dipertimbangkan. Dilapangan, saya menemukan hal yang samadikemukakan Wolf, di samping pertimbanganselera dan ekologis sebagai pertimbanganuntuk memilih varietas padi tentang rasa seperti yangsaya sebut di atas bisa menjadi penentukeputusan untuk menanam satu varietastertentu. Orang Indonesia, yang makananutamanya beras, umumnya menyukai rasa nasiyang pulen, mengembang dan tidak tersebutlah yang disebut enak. Seleratentang rasa nasi ini berbeda-beda. Orang In-donesia seperti juga Filipina, Malaysia danThailand umumnya menyukai nasi dengankadar asam amilosa sedang yaitu sekitar 20-24%. Orang Korea, Laos dan Jepang lebih sukanasi dengan kadar amilosa rendah yaitu 10-19%. Sedangkan orang Burma, Vietnam danIndia lebih suka nasi dengan kadar amilosatinggi sampai sekitar 25-30% Suwarno et Kadar asam amilosa, di samping asamamilopektin, suhu glutinasi, gel konsistensi,pengembangan setelah ditanak dan aromaadalah hal-hal yang mempengaruhi rasa pulendari nasi Hanarida et al. 1985. Kita mesti memahami bahwa konsumen beras di Indo-nesia benar-benar merupakan pencicipmakanan yang ahli dalam memilih jenis dari varietasRojoleledi Jawa Tengah bisatersedia di Jakarta yang jaraknya lebih dari 500km hanya untuk memenuhi selera wargaJakarta. Walaupun demikian adakecenderungan pada golongan ekonomimenengah ke bawah untuk tidak terlalumenunjuk rasa sebagai pertimbangan memilihberas tertentu Mears 198291-99. Nasi yangmemenuhi syarat seperti itu berasnya harusmengandung asam amilosa dengan kadarsekitar 23%. Varietas-varietas unggul yang tidakdisukai kebanyakan berkadar asam amilosa dibawah angka tersebut seperti IR 29 yangkadarnya hanya 4-7%, sedangkan Cisadaneyang paling disukai mempunyai kadar 19-22%Hanarida et al. 1985.Faktor sosial yang menjadi salah satupenentu dalam pembuatan keputusan untukmenanam satu varietas padi tertentu dalam halini mengacu pada bentuk-bentuk hubunganantara petani penggarap dengan sesamarekannya dan antara petani penggarap denganpemilik sawahnya. Dengan sesama rekannya,seorang petani bisa mencocokkan varietaspadinya sehingga waktu tumbuhnya menjadisama. Waktu tumbuh yang sama, bisamencegah padi terkena hama. Sementara ini,ada pendapat di kalangan petugas penyuluhlapangan PPL yang mengatakan bahwa bilausia tanaman padi tidak sama, makakemungkinan akan terjadi migrasi hama darisatu sawah ke sawah yang pemilik sawah, yang biasanyamenjadi patronnya, seorang petani penggarapakan menghadapi dua situasi berkenaandengan kebebasan menentukan pilihan padiyang akan ditanam. Kalau dia dibebaskanuntuk memilih varietas apa pun yang dia sukai maka tidak ada masalah baginya. Tetapi, bilapemilik sawah ingin varietas padi yang tidakcocok dengan pilihan petani penggarap, makabiasanya kepentingan pemilik sawah yangdiutamakan. Di luar hubungan antar sesamapetani, seorang petani juga berhubungandengan penguasa yang membawahinya dalamstruktur masyarakatnya, misalnya dengankepala desa. Kepala desa bisa menentukan jenisvarietas yang harus ditanam oleh warganyaatas nama kepentingan pembangunan desa,atau sekedar memenuhi sebuah program yangharus dilaksanakan oleh pemerintah menjaga hubungan vertikal denganpenguasa, seorang petani juga harus menjagahubungan sosial dengan sesamanya. Salah satucaranya adalah dengan upacara-upacara sosialatau religi yang melibatkan tetangga-tetanggaatau relasi petani itu. Terdapat kasus bahwa adavarietas padi tertentu, misalnya Kewal danCere Beureum, berasnya menunjukkan gengsibila disuguhkan pada saat upacara tadi. Disamping itu, makanan yang disajikan dalamupacara tersebut biasanya terbuat dari bahanyang memakai padi ketan, sehingga seorangpetani yang berhasrat mengadakan upacaraakan menanami sawahnya dengan varietas-varietas lain yang ikut menentukan adalahfaktor ekologis seperti jenis tanah, curah hujandan tersedianya air yang cukup untukmengolah tanah. Berdasarkan faktor ekologiini, terutama kaitannya dengan air, sawahdibagi menjadi tiga jenis. Pertama, sawahteknis yaitu yang mendapat air dari irigasiseratus persen. Kedua, sawah yang hanyasebagian saja airnya tercukupi dari saluranirigasi atau sawah setengah teknis. Ketiga,sawah yang cuma mengandalkan air hujanuntuk pengairannya atau sawah tadah dua jenis pembedaan sawah menurutkeadaan airnya, yaitu sawah rancayang airnyaselalu ada dan sawah daratyang airnya hanyaada saat musim hujan. Petani mengenal varietaspadi yang berbeda untuk ditanam di sawah-sawah tersebut. Pada sawah darat, petani akanmenanam PadiMerahyang tahan terhadap kekeringan air. Dia tidak akan menanam PadiKewal yang tidak tahan terhadap kekuranganair, sekalipun rasanya lebih situasionalseringkali juga menjadi alasan kuat untukmemutuskan menanam varietas contoh, keputusan untuk menanamVarietas Cisadane, selain didasarkan karenarasanya enak dan umurnya pendek, jugadidasarkan pada situasi saat seorang petanimenanam padi itu. Dapat terjadi dia menanamvarietas unggul tersebut, karena paksaan daripihak kelurahan yang ingin mendapatkanpenilaian baik saat inspeksi dinas darikecamatan atau kabupaten datang. Dapat pulaterjadi, seorang petani menanam Padi Superdalam petak yang sama dengan Padi Merahkarena kurangnya bibit Padi Merahsaat dia menanam, sehingga dia harus meminjam bibitdari petani lain yang kebetulan cumamempunyai bibit Padi dan alasan menanam satuvarietas padiData yang saya peroleh menunjukkanbahwa para petani menanam satu varietas padikarena adanya keinginan tertentu sesuaidengan pengetahuan tentang varietas padi yangmereka tanam. Keinginan tersebut tercerminpada pendapat-pendapat yang merekaungkapkan sebagai alasan mengapa merekamenanam satu varietas. Pendapat-pendapatmengenai varietas yang mereka tanam padasatu musim tanam seorang petani dapatmengungkapkan lebih dari satu pendapatdapat dilihat pada tabel tentang pendapat petani mengenaivarietas yang ditanam petani Sidamuktimenunjukkan bahwa varietas Cisadane dip il ih karena rasanya enak 100%, umurnya singkat100% dan cara panennya mudah 100%.Selain itu Cisadanejuga dianggap mempunyaikeunggulan dalam hal kemudahan pengairandan kebutuhan pupuk yang lebih sedikitdibanding Pare Superdan varietas Pare Super dipilih denganpertimbangan utama umur yang paling singkatdibanding semua varietas yang ada. Seratuspersen petani berpendapat Pare lokal Cere Beureum dipilih petanikarena rasanya yang enak 100%, tahanterhadap kekurangan air 100%, carapanennya mudah 100% dan tidakmembutuhkan dukungan pupuk untukpertumbuhannya CereMalati yangmempunyai sifat-sifat mirip Cere Beureumdipilih dengan alasan-alasan yang sama denganCere Beureum. Varietas lain-lain, yang berupavarietas baru, dipilih berdasarkan pertimbanganumur dan situasional lihat penjelasantentang situasi di bawah.Batasan-batasan yang menyebabkanpetani tidak menanam varietas tertentu adalahsifat-sifat varietas tersebut yang tidakmenguntungkan. Sifat-sifat itu adalah rasa yangtidak enak, umur yang panjang, kebutuhan airdan pupuk yang tinggi dan cara panen yangsusah. Pare Supertidak akan dipilih kalau seorang petani mempertimbangkan rasa berasyang dihasilkan. Terdapat pendapatyang menyatakan bahwa Pare Supertidakenak. Cere Beureum juga tidak akan ditanamkalau seorang petani menginginkan umur padiyang singkat, mengingat ada 100% pendapatyang menyatakan Cere pertimbangan seorang petanimemilih satu varietas padi karena inginmemperoleh panen yang cepat, tanpamempedulikan rasanya, mempunyai benih danpupuk untuk membantu pertumbuhanpadinya, keadaan air di sawahnya bagusranca dan memanen padinya dengan caraapa saja etemmaupun arit maka petanitersebut akan menanam Varietas Pare pada Gladwin 198363, sayaakan menjelaskan proses pengambilankeputusan tersebut dengan pohonpengambilan keputusan decision tree, dalambentuk diagram. Pohon pengambilankeputusan merupakan cara sederhana dalammenggambarkan hubungan yang logis antarapilihan-pilihan yang ada, kriteria atau batasandalam memutuskan dan hasil yang berupakeputusan. Cabang-cabang dari pohonpengambilan keputusan itu diisi pertanyaan-Tabel 1 Pendapat Petani tentang Varietas yang Ditanamnya N=29Alasan Jenis PadiCisadane IR/ Super Cere Lain-lain*RasaEnak29Tidak0Enak2Tidak27Enak29Tidak0Enak7Tidak22Umur Cepat29Lama0Cepat29Lama0Cepat0Lama29Cepat23Lama6Air Mudah21Susah8Mudah14Mudah15Mudah29Mudah0Mudah7Mudah22PupukPerlu25Tidak9Perlu25Tidak9Perlu1Tidak28Perlu18Tidak11CaraPanen**Mudah29Susah0Mudah8Susah21Mudah29Susah0Mudah7Susah22* Varietas lain-lain adalah Cisanggarung, Cikapundung, Pelita dan Cere Malati.** Cara panen yang dianggap mudah adalah dengan menggunakan etem, sedangkan yang susah adalah carapanen dengan arit dan digebot yang dianggap merepotkan. pertanyaan yang menjadi kriteria atau batasandalam mengambil keputusan. Dengandemikian, hubungan-hubungan yang logisantara pilihan-pilihan yang ada, kriteriapengambilan keputusan dan hasil ataukeputusan yang diambil akan terlihat. Pohonpengambilan keputusan ke 1 bagan 1merupakan alur proses pengambilan keputusanpada babak pertama, yang berisi pertimbanganuntuk menanam satu jenis tanaman pangantertentu. Dalam hal ini saya membatasi padapertanian padi di sawah. Pohon pengambilankeputusan ke 2 bagan 2 merupakan contohuntuk pengambilan keputusan babak keduaapakah anda mengkonsumsi padi yanganda tanam atau menjualnya ke pasar?apakah tanaman padi cocok dengankeadaan cuaca dan tanah di sawah anda?apakah anda mendapatkan air yangcukup untuk sawah anda?apakah anda tahu cara penanamanpadi?apakah anda mempunyai modal untukkeperluan menanam padi?lanjutkan babak keduatidaktidaktidaktidaktidaktanam paditanam paditanam paditanam paditanam padipermintaancuaca / tanahpengairanpengairanmodal / kredityayayayayaBagan 1 Pohon Pengambilan Keputusan Babak Pertama yang berisi pilihan untuk menanam varietaspadi tertentu. Dalam hal ini saya akanmengambil contoh keputusan untuk menanampadi yang saya pergunakan untukmendapatkan satu jenis tanaman pangan yangdipilih untuk ditanam sama dengan kriteriayang dibuat Gladwin 198050-51 denganmenghilangkan satu batasan tambahan tentangnilai investasi dari tanaman pangan yang lamaempat-lima tahun. Kriteria ini saya hilangkankarena umur padi yang singkat tiga-enambulan.Proses pengambilan keputusan babakpertama berlangsung setiap kali petani hendakmulai menanam, sehingga proses pemilihanjenis tanaman tersebut tidak lagi disadarisepenuhnya oleh para petani. Ini adalah tahappre-attentive, yang dilalui petani secara cepat,seakan-akan sudah otomatis dan tidak perludipikirkan lagi. Namun demikian, agar sampaipada babak kedua, satu jenis tanaman panganharus lolos dari proses seleksi yang ada dibabak penyisihan ini. Satu jawaban “tidak”pada kriteria yang diajukan akan membuatpetani tidak lagi memilih jenis tanaman pangantersebut. Seandainya hal ini terjadi, maka petanikembali akan menyeleksi jenis tanaman panganyang lain melalui proses seperti di atas lihatbagan 1.Pada babak kedua lihat bagan 2, petanimulai memilih jenis varietas tanaman pangan–dalam hal ini padi–yang akan ditanam padamusim yang palingmenguntungkan dari setiap varietas yang adadan kesesuaiannya dengan situasi pada saatakan ditanam, merupakan dasar pertimbanganpetani dalam memilih varietas tertentu. Rasa,usia tanaman, kondisi pengairan, pemupukan,dan cara panen, merupakan sejumlah aspekyang selalu diperhitungkan oleh petaniSidamukti untuk menetapkan jenis varietasyang akan ditanam. Sedangkan persediaanbenih, seringkali menjadi alasan situasi yangmuncul pada saat akan menanam. Alasanpersediaan benih ini saya tampilkan khususdalam pohon pengambilan keputusan untukmenanam jenis varietas tertentu, karenapresentasenya yang paling besar yaitu 58% darikeseluruhan alasan situasional yang pohon pengambilan keputusan ke 2,digambarkan seorang petani yang akhirnyamengambil keputusan untuk menanamVarietas Cisadane. Keputusan tersebut diambildengan mempertimbangkan aspek rasa yangenak, ketersediaan benih, usia tanaman yanglebih pendek dari Cere Beureum, persediaanair yang cukup, serta kemampuan membelipupuk dan menuai padi dengan etem. Selain pengetahuan tentang keunggulansatu varietas dari varietas lainnya, keadaan yangmemaksa di mana hanya varietas tertentu sajaTabel 2 Alasan Situasional yang Muncul Saat Memutuskan Menanam VarietasN=12No. Alasan F %1Hanya memiliki benih tersebut 3252Dapat bibit dari petani lain 4333Menyamakan usia tanam dengan petani lain 1 84Keinginan petani pemilik 2165Coba-coba 1 86Merasa tidak enak dengan pejabat desa 1 8Total 12 100Sumber Data Penelitian apakah anda ingin rasa padi yang enak?apakah anda mempunyai benih pareapakah anda ingin cepat panen?apakah sawah anda banyak airnyaapakah anda mempunyai uang untuktanam pare sadanetidaktidaktidaktidaktidaktanam paditanam paditanam paditanam paditanam padirasabenihusiaairpupukyayayayayaapakah anda menanam padi denganmemakai etem?yatanam padipanenKeputusan Menanam Pare Sadane yang bisa ditanam, juga menjadi dasarpertimbangan petani dalam menentukan jenisvarietas yang ia tanam. Alasan-alasansituasional yang muncul pada saat petanimemutuskan akan menanami sawahnyadengan varietas tertentu dapat dilihat pada kasus-kasus penanaman satu varietaspadi yang didasarkan atas pertimbangansituasional, alasan persediaan benih untukdijadikan bibit nampak lebih menonjoldibanding alasan-alasan lain. Alasan-alasan lainyang muncul mengisyaratkan adanya dinamikadalam proses pengambilan keputusanmenanam satu varietas padi. Dinamika itumenunjukkan kaitan antara pertimbanganpengetahuan dengan situasi yang menyangkuthubungan petani dengan orang satu varietas pengetahuanatau situasi?Data di atas menunjukkan bahwapengetahuan seorang petani di Sidamuktimengenai pertanian, menentukan pilihanvarietas padi yang akan ditanamnya. Riwayatpetani menanam Cere Beureum diBatukoneng, misalnya, didasarkan ataspengetahuan bahwa varietas tersebut lebihtahan terhadap kekurangan air dari padavarietas lain. Pengetahuan mengenai rasa CereBeureum yang lebih enak dibanding varietaslain, dapat diperjelas dengan contoh kasusSalatin. Menurut Salatin, pupuk yang tepatakan membantu menambah produksi, tetapi iatidak mampu membeli pupuk dalam jumlahyang banyak sesuai dengan sawah yangdigarapnya. Keunggulan di bidang rasamenjadi pertimbangan utama Salatin untukmenanam varietas tertentu, karena ia menanampadi untuk konsumsi sendiri. Pilihannyaakhirnya jatuh pada Cere Beureum, yangberdasarkan pengetahuannya mempunyaikeunggulan rasa dan kemampuan untuk tetapmemberikan hasil yang optimal meskipun tidakdiberi data yang saya peroleh jugamenunjukkan bahwa pengetahuan pertaniansemata, dalam hal-hal tertentu bukanmerupakan pedoman untuk memutuskanmemilih satu varietas padi. Adakalanyapertimbangan situasional sangat menentukanvarietas apa yang akan ditanam. Seringkali,pertimbangan situasional ini bisa mengalahkankeinginan atau permintaan demands danpertimbangan yang berdasarkan pengetahuanpertanian 28 tahun saya temui ketika sedangnyebar benih sadane di Batukoneng. Ketikasaya tanya kenapa ia menanam sadane, iamenjawab, …dulu Pak Lurah nyuruh tanamsadane, yang nggak tanam dicabuti samaEros Sekretaris Desa, sekarang nggak enakkalau nggak nanamsadane.’ Sawahgarapan Badrul berada sekitar duapuluhmeter dari halaman belakang rumah LurahAgung.Kasus Badrul ini menunjukkan bahwa iasebenarnya tidak ingin menanam Pare Sadane,tetapi Kepala Desa memerintahkan warganyamenanam Varietas Cisadane semua. Sanksi pencabutan jika petani menanam varietas selainCisadane, menyebabkan Badrul menurutikehendak Kepala Desa. Perintah itu sebenarnyadikeluarkan sudah sekitar lima tahun yang laludalam rangka memberikan kesan pertanianyang baik pada orang luar. Usaha tersebutdilakukan oleh Desa Sidamukti dalam rangkamencapai target menjadi desa sekarang sanksi itu sudah tidakdilaksanakan lagi, tetapi masih tetap ada rasatidak enak di hati Badrul bila tidak menanamVarietas kasus di atas merupakan contoh-contoh ekstrim dari penggunaan pengetahuandan keadaan situasional dalam memutuskansesuatu. Pada kenyataannya, kedua aspektersebut saling mempengaruhi dan sulit untukmenentukan mana yang paling berperan dalam mengarahkan tindakan. Pada kasus Abdullah,misalnya, tujuannya menanam padi adalahkeinginannya untuk mendapatkan rasa yangenak. Dengan pertimbangan ini, maka yangpertama kali terlintas dalam benaknya adalahmenanam Cere Beureum. Ketika hendakmelaksanakan keputusan tersebut, ternyatapersediaan beras Cere Beureum yang dimilikinya sudah habis. Benih yang ada hanyaCisadane. Seandainya Abdullah tetap akanmenanam Cere Beureummaka yang harus dilakukannya adalah menukar benih Cisadane-nya dengan benih Cere Beureum petani hal itu tidak dilakukan karena ia tahubahwa Varietas Cisadanejuga menghasilkan beras yang rasanya enak, meskipun tidakseenak Cere lain yang menarik adalah adanyaseorang petani yang pada musim tanam basahtahun 1991 mencoba menanam VarietasCisadane di sawahnya“Saya baru sekali ini nanam selalu tanam Cere …ya coba-cobasaja sekarang ….Lagi punya modal, katanyaSadane bagus kalau dipupuk seperti LurahAgung …hasilnya banyak …sekarang sayamau coba, kata Pak Jali 45 tahun. Ketikasaya tanya apakah ia pernah pakai pupuk,ia bilang baru sekali ini mau karena ia selalu tanam Cere yangtidak butuh pupuk dan karena tidak selalupunya uang buat beli. Sekarang ia tanamCisadane dan baru panen mantang ubi sehingga punya modal beli kasus Jali ini, petani menanam satuvarietas berdasarkan pengetahuannya tentangaspek-aspek varietas tersebut yang belumpernah ia buktikan sendiri. Jali hanya tahubahwa Varietas Cisadane akan menghasilkanpadi yang lebih banyak dari Cere Beureumapabila diberi pupuk yang cukup. Maka ketikaia mempunyai modal dari hasil menanammantang ubi, ia memutuskan untuk mencoba menanam varietasCisadane. KasusJali ini menunjukkan kaitan yang erat antaraadanya pengetahuan yang belum pernahdipraktekkan dan alasan situasional dalammemutuskan memilih satu varietas kali menanam padi dalam satumusim, seorang petani akanmempertimbangkan pula untuk menanamvarietas ketan, yang banyaknya disesuaikandengan kebutuhan si petani. Apabila petanimembutuhkan ketan hanya untuk persediaansehari-hari, maka ia akan menanam ketandalam jumlah sedikit dua-tiga gantang.Jumlah benih padi ketan yang sedikit, cukupditanam dalam satu petak yang sama denganvarietas padi lainnya. Petani akan menanamketan dalam jumlah banyak satu petak sawahatau lebih apabila ia merencanakan data yang menunjukkan bahwa alasansituasional lebih banyak berperan daripadapengetahuan pertanian dalam menentukanpemilihan satu varietas, diperoleh duakesimpulan. Pertama, satu varietas ditanampetani karena ia tidak mempunyai pilihan untukmenanam varietas yang lain. Pada kesimpulanpertama ini, petani menanam satu varietaskarena keterbatasan-keterbatasan yang adapadanya. Diantaranya adalah kurangnya bibityang di tandur sehingga petani terpaksamemakai bibit apa saja, dapat pula karena bibityang ia punyai hanya satu, selain itu jugaadanya kehendak pihak-pihak yang secarastruktural lebih tinggi petani pemilik ataupejabat desa. Kedua, satu varietas tertentuditanam petani karena kreativitas yang adapadanya, yaitu ingin mencoba varietas lainyang belum pernah ditanam dan untukmenyamakan usia tanamannya dengantanaman petani lain yang sudah ditanam tadi memperlihatkan adanyakecenderungan bahwa pemilihan satu varietaspadi untuk ditanam pada suatu musimditentukan oleh pengetahuan petani mengenai varietas padi yang ingin ditanamnya. Di pihaklain, ada pula kecenderungan yang tidak kalahkuatnya dengan kecenderungan yang pertama,yaitu pemilihan satu varietas padi dipengaruhioleh situasi saat petani akan mengenai apa yang mendasaripengambilan keputusan petani menanam satuvarietas padi tertentu, dengan demikian dapatdijawab dengan mengungkapkan kaitan antarapengetahuan pertanian dengan keadaansituasional. Di Sidamukti, keunggulan sifat darisatu varietas padi dibandingkan dengan varietaspadi lainnya, merupakan aspek penting dalampertimbangan petani memilih varietas pelaksanaan keputusan untukmenanam varietas padi yang telah dipilih,seorang petani masih harusmempertimbangkan keadaan situasi saat iaakan menanamnya. Pertimbangan itudilakukan untuk menghadapi kendala situasiseperti kekurangan bibit, keadaan ekologisawah dan campur tangan pemerintah desadalam menentukan varietas yang akan akhirnya seorang petani mungkin akanmenanam satu varietas lain yang kebetulanmemiliki sifat sesuai dengan varietas yangdirencanakan petani, atau menanam varietaspadi yang tidak direncanakan sama sekali dantidak sesuai dengan keinginan lebih dari satu varietas padi dalamsatu petak sawah karena kehabisan bibitvarietas yang diinginkan, adalah salah satubentuk kompromi petani dalam demikian, dapat saya simpulkanbahwa pembicaraan mengenai domainpertanian tidaklah cukup dengan hanyammperhatikan faktor pengetahuan pertanian,agricultural knowledge, tetapi perlu pulamemperhatikan kegiatan pertanian farmingactivity itu sendiri. D’Andrade 1987112mengatakan bahwa sebuah model kebudayaanculturalmodel atau folk model berisisejumlah obyek konseptual lain yang salingberkaitan. Satu kegiatan dalam domain tertentuakan melibatkan sejumlah obyek lain di luardomain tersebut sebagai latar tulisan ini saya telah menjelaskan bahwakegiatan bertani, dalam hal ini pengambilankeputusan menanam satu varietas tertentu,selain dikerangkai oleh pengetahuan pertanianpetani, juga ditentukan oleh keadaansituasional saat petani akan memutuskanmemilih satu varietas padi untuk implikasi studipengambilan keputusanPenelitian antropologi mengenaipengambilan keputusan telah menjadi trenddalam studi antropologi ekonomi di AmerikaSerikat pada dasawarsa 1970 dan 1980. Pangkalkajian penelitian ini menurut Barlett 19801adalah isyu tentang kekurangan pangan duniadan cara mengatasinya dengan teknologipertanian modern. Lebih jauh Barlett 1980mengatakan bahwa sumbangan yang bisadiberikan dari penelitian tersebut memangbelum sampai pada kata kuncinya. Namun satuhal yang harus ditonjolkan adalah pandanganyang dihasilkan dari penelitian tentangpengambilan keputusan. Pandangan tersebutmenegaskan kompleksitas dan heterogenitaspetani, komuniti petani, keputusan-keputusanyang diambilnya dan kebijaksanaan yangseharusnya ditujukan kepada mereka Barlett19802.Kompleksitas dan heterogenitas seperti itudapat diperoleh dengan menekankan studi-studi antropologi pada individu-individu pelakusebagai unit analisisnya. Penekanan padaindividu pelaku ini sekaligus juga akanmerubah pandangan kita terhadap petani, sehingga menjadi lebih manusiawi. Asumsiutama bahwa petani sendirilah yang berwenangmenentukan apa yang akan ia lakukan telahmenyejajarkan mereka dengan individu laindalam komuniti yang lain. Pemahaman bahwapetani bukan merupakan pelaku pasif tetapijustru pelaku yang aktif dalam memelihara dan/atau mengubah sistem komunal atau moralekonomi mereka ini, erat kaitannya denganpembangunan pembuatan kebijaksanaan untukpembangunan pertanian pedesaan, studipengambilan keputusan memang tidak dapatdijadikan sebagai pedoman langsung Berry1980333. Pengetahuan kita tentang keputusanyang siambil seorang petani untuk menanamsatu varietas padi pada satu musim, tidak dapatmeramalkan petani tersebut akan melakukanhal yang sama pada musim pertimbangan selalu berubahmenurut kondisi yang juga berubah setiap dengan individu sebagai unit analisis jugatidak memungkinkan kita untuk meramalkanreaksi satu kelompok sasaran targetgroupdalam paket program pembangunan. Padahal,sebuah kebijaksanaan dibuat dengan perkiraan-perkiraan reaksi dan jangkauan yang luassifatnya. Namun demikian, semua kekuranganitu tidak akan mengurangi signifikansi dari studipengambilan keputusan bila kita melihatnyasebagai masukan untuk mempertimbangkanpembuatan kebijaksanaan seperti ini juga akan berguna sebagaipenelitian evaluatif terhadap sebuah programyang ditujukan kepada petani, misalnya padakasus introduksi dan adopsi varietas P. Introduction Development Issues and Economic Anthropology’, dalam Barlettpeny. Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural Develop-ment. New York Academic Press. Hal. Decision Making and Policy Making in Rural Development’, dalam Barlett peny..Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural York Academic Press. Hal. A Folk Model of the Mind’, dalam D. C. Holland dan N. Quinn peny. Cultural Modelsin Language and Thought. Cambridge Cambridge University Press. Hal. A Theory of Real-life Choice Application to Agricultural Decisions’, dalam Barlettpeny. Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural Develop-ment. New York Academic Press. Hal. Survival Strategies of Florida’s Small Scale, Part Time Family Farmer. Makalah untukPertemuan Tahunan American Anthropological Association di Knowledge Utilization. What Is It?’, Knowledge Creation, Diffusion, Utilization13421-442. Machlup, Uses, Values and Benefits of Knowledge’, Knowledge Creation, Diffusion, Utilization 11 M. dan A. Nasution1984 Perkembangan Teknologi dan Mekanisasi di Jawa’, dalam F. Kasryno peny. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan IndonesiaJakarta Yayasan Obor Indonesia. Hal. Tanah dan Pelaksanaan Intensifikasi Pertanian di Bali Perubahan-perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Banjar Lepang’,Berita Antropologi 2244 Pemilihan Varietas dan Permintaan Input dalam Pertanian Padi di Indonesia’, Agro Ekonomi 139 Aboriginal Decision Making’, dalam D. Barwick dkk. peny. Metaphor of Interpretation Essays in Honour of StannerANU Petani Suatu Tinjauan Antropologi. Jakarta CV Rajawali. Pawennari HijjangMunsi Lampe Muhammad BasirIndonesia dikenal sebagai negara agraris, tapi ironisnya hampir semua kebutuhan makanan pokokdiimpor. Ini perlu diteliti lebih jauh mengapa fenomena ini terjadi. Isu kerusakan lingkungan dan semakintergerusnya sumber-sumber ekonomi masyarakat seperti biaya produksi dan resiko ber-usahatani semakin tinggiserta ketergantungan petani terhadap penggunaan eksternal input, membuat hasil produksi tidak seimbang denganpengorbanan yang diberikan. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengetahuan lokalpetani, kreatifitas petani yang dapat membentuk karakter petani yang memiliki pola pikir entrepreneurial. Metodeyang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi,dan fokus group diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan lokal diaplikasikan dalam setiapkegiatan pertanian mulai dari penentuan musim dan pemilihan bibit hingga pasca panen dan hasil produksi, untukmembangun petani yang berjiwa agroecopreneur dan arif lingkungan diperlukan akumulasi pengetahuan lokal dankreatifitas petani, baik yang bersumber dari tradisi lokal maupun yang dari luar secara selektif dalam situasi dankondisi yang kondusif melibatkan secara aktif semua unsur Kunci Pengetahuan Lokal, Kreativitas Petani, Pengembangan, Entrepreneur, Arif LingkunganIntroduction Development Issues and Economic Anthropology', dalam Barlett peny. Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural DevelopmentP F BarlettBarlett, P. F. 1980 'Introduction Development Issues and Economic Anthropology', dalam Barlett peny. Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural Development. New York Academic Press. Hal. Making and Policy Making in Rural Development', dalam Barlett peny.S S BerryBerry, 1980 'Decision Making and Policy Making in Rural Development', dalam Barlett peny. .Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural Development. New York Academic Press. Hal. Folk Model of the Mind', dalam D. C. Holland dan N. Quinn peny. Cultural Models in Language and ThoughtR D'andradeD'Andrade, R. 1987 'A Folk Model of the Mind', dalam D. C. Holland dan N. Quinn peny. Cultural Models in Language and Thought. Cambridge Cambridge University Press. Hal. Theory of Real-life Choice Application to Agricultural Decisions', dalam Barlett peny. Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural DevelopmentC H GladwinGladwin, 1980 'A Theory of Real-life Choice Application to Agricultural Decisions', dalam Barlett peny. Agricultural Decision Making Anthropological Contributions to Rural Development. New York Academic Press. Hal. 1984 'Perkembangan Teknologi dan Mekanisasi di Jawa', dalam F. Kasryno peny. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia Jakarta Yayasan Obor IndonesiaM SiregarSiregar, M. dan A. Nasution 1984 'Perkembangan Teknologi dan Mekanisasi di Jawa', dalam F. Kasryno peny. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Hal. Tanah dan Pelaksanaan Intensifikasi Pertanian di Bali Perubahan-perubahanY SumaktoSumakto, Y. 1986 'Penguasaan Tanah dan Pelaksanaan Intensifikasi Pertanian di Bali Perubahan-perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Banjar Lepang Berita Antropologi 2244 Varietas dan Permintaan Input dalam Pertanian Padi di IndonesiaG SumodiningratSumodiningrat, G. 1982 'Pemilihan Varietas dan Permintaan Input dalam Pertanian Padi di Indonesia', Agro Ekonomi 139 Decision Making', dalam D. Barwick dkk. peny. Metaphor of Interpretation Essays in Honour ofN WilliamWilliam, N. 1985 'Aboriginal Decision Making', dalam D. Barwick dkk. peny. Metaphor of Interpretation Essays in Honour of Stanner. Syd ANU Press.
Lebak - Sejumlah petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mempercepat penanaman padi dalam dua pekan terakhir ini. "Kami mempercepat tanam padi karena curah hujan meningkat," kata Sariman, petani Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak, Sabtu, 29 Mei Lebak sudah biasa mempercepat tanam pada musim hujan karena tidak memiliki jaringan irigasi. Mereka menggarap lahan padi dua kali musim tanam dalam begitu, mereka menyumbangkan ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi gabah dari daerah itu juga diserap Perum Bulog dengan harga Rp per kilogram. "Dengan harga itu petani bisa menghasilkan Rp 30 juta per hektare jika rata-rata produktivitas enam ton gabah." Petani menanam pada akhir Mei 2021 untuk panen raya pada Agustus mendatang karena menggunakan benih bersertifikat dengan masa panen 100 hari setelah tanam HST. "Kami berharap hasil panen melimpah sehingga usaha tani menguntungkan," kata Sariman, pemilik tanaman padi seluas satu hektare seorang petani Blok Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan percepatan tanam, bahkan ada yang sudah menyebar benih padi karena curah hujan tinggi sehingga bisa memenuhi ketersediaan air. "Sejak turun-temurun kami menanam jika curah tinggi, karena tidak memiliki irigasi teknis." Petani di Blok Sentral Rangkasbitung di antaranya sudah menanam padi seluas 20 hektare. Kebanyakan petani menanam setelah panen pada April-Mei 2021."Kami beruntung panen awal Mei lalu, bisa menghasilkan gabah sebanyak enam ton permukaan hektare dan jika diuangkan Rp 30 juta, " kata Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan percepatan tanam padi menguntungkan, karena selain panen bersamaan juga dapat mendukung kedaulatan pangan nasional. Selama ini, kata dia, produksi pangan Kabupaten Lebak terbaik di Provinsi Banten hingga surplus untuk setahun mendatang."Kami mentargetkan gerakan percepatan tanam padi seluas 44 ribu hektare dengan produksi 600 ribu ton setara beras sehingga menyumbangkan pangan nasional," kata Rahmat.
Ohiya bibit unggul. Pertama kali coba padi unggul tipe 36 itu bagus. Cuma gak cocok di semua tempat. Kebanyakan petani tidak mampu mengurus sebanyak itu dan tidak ada modal. Berbeda dengan pedagang asal ada pembeli barang bisa diatur. Singkat cerita pada musim tanam berikut nya, beliau menambah luasan kebun yang akan di tanami menjadiBibir kebanyakn di tanam pada musim penghujan karena tanah lebih subur di saat mendapatkan asupan air yang cukup , dan zat hara pun lebih banyak terkandung dalam tanah pada saat musim hujan
- Фուдεፎуքፌб υ
- ራխдри քθսի щ роскι
- Εгըпсዢፖув уսጤслሉтυኀ уребո оኆ
- ሾчулυρобե ሴα
- Чθβ т чաч щасрխ
- Н δеցуг всυγէзвጨሜ իኇፔ
- Вр аዠ ዧ мεхи
- Извυш σиհи
- Йюлузиβωπ բωняጺокр ցущըδ
- Եψиγաγኼφеጌ ιш хուνዝηица օноռιλу
- Сոջθւомቱቻ усту